Sabtu, 30 Juli 2016|09:22:44 WIB
RADARRIAUNET.COM - PT. Bank CIMB Niaga Tbk meraup laba bersih (tidak diaudit) sebesar Rp736 miliar pada paruh pertama 2016, melonjak 318,2 persen dibandingkan dengan perolehan semester I 2015.
Kenaikan laba bersih tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 4,8 persen menjadi Rp5,81 triliun dan kenaikan pendapatan non-bunga 24,1 persen menjadi Rp1,46 triliun. Sementara itu, menurunnya biaya pencadangan sebesar 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu turut berkontribusi positif terhadap perolehan laba Januari-Juni 2016.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Tigor M. Siahaan menjelaskan meningkatnya NII sebesar 48 persen merupakan berkat menurunnya beban bunga, sedangkan pertumbuhan pendapatan non-bunga karena membaiknya usaha di pasar obligasi dan pasar modal.
Di sisi lain, katanya, perseroan terus mengontrol biaya operasional sehingga berhasil turun 1,2 persen secara tahunan.
"Selain itu, biaya pencadangan untuk kredit bermasalah juga secara bertahap membaik," ujar Tigor melalui keterangan resmi, Jumat (29/7).
Dengan total aset mencapai Rp239,38 triliun per 30 Juni 2016, lanjut Tigor, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset.
Sayanganya, jumlah kredit bruto yang disalurkan CIMB Niaga turun menjadi sebesar Rp175,34 triliun per 30 Juni 2016. Hal ini diklaim Tigor sesuai dengan strategi CIMB Niaga yang menerapkan pertumbuhan konservatif.
Kendati demikian, penyaluran kredit multiguna dan personal mengalami kenaikan sebesar 9,2 persen. Demikian pula dengan pemakaian kartu kredit CIMB Niaga, tumbuh sebesar 25,5 persen daam setahun menjadi Rp7,18 triliun. Pada akhir
"Juni 2016, jumlah kartu kredit CIMB Niaga yang beredar mencapai lebih dari 2,1 juta, meningkat 13,4 persen dibandingkan tahun lalu. Saat ini, CIMB Niaga tercatat sebagai pemain terbesar ketiga di pasar kartu kredit di Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, komposisi dana murah (CASA) CIMB Niaga juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,7 persen secara tahunan menjadi Rp93,21 triliun per 30 Juni 2016. Dengan demikian, rasio CASA meningkat 457 basis poin menjadi 51,99 persen.
Untuk rasio pembiayaan atau loan to deposit ratio (LDR), CIMB Niaga mencatatkan sebesar 96,54 persen per akhir Juni 2016, meningkat dibandingkan dengan posisi Juni tahun llau yang sebesar 95,81 persen.
Tigor optimistis, penyaluran kredit perseroan ke depannya akan semakin tinggi dengan ditunjuknya CIMB Niaga sebagai bank persepsi dan perantara penampung dana hasil repatriasi para peserta amnesti pajak.
“Dengan tambahan likuiditas dari program ini, kemampuan perbankan nasional termasuk CIMB Niaga untuk menyalurkan kredit ke berbagai sektor akan semakin meningkat,” tandasnya.
cnn/radarriaunet.com